10 Maret 2010

Kamu adalah Bagasiku

Tommy dan Cindy adalah suami istri yang telah mengarungi pernikahan selama 20 tahun, suatu hari karena perbedaan pendapat dan saling mempertahankan pendirian, akhirnya terjadi pertengkaran hebat yang tidak bisa terselesaikan.

Tommy sama sekali tidak mau mengalah bahkan mengayunkan tangan memukul Cindy. Sehingga akhirnya Cindy memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah, tidak disangka suaminya itu berkata, “Mau pergi…?! Pergi kamu…!!! Dan jangan kembali lagi…!!!”

Suaminya marah besar, kata-katanya sungguh menusuk telinga. Ini membuat Cindy merasa dipersalahkan, bersedih hati dan meneteskan air mata.

Cindy merasa selama 20 tahun ini, demi rumah tangga ini, dia telah mencurahkan segenap
pikiran dan tenaganya, di dalam kesulitan dan bahaya telah melewati banyak keadaan kritis. Selama 20 tahun oleh karena kebersamaan bekerja dengan satu hati, maka semua kesulitan dan kesengsaraan bisa terlewati, segala bahaya pun dapat teratasi.

Sewaktu mengemasi barang barangnya, Cindy tersadar bah-wa kesemuanya yang telah mereka capai ini tidak mudah untuk didapat! Termasuk koper kulit besar ini juga adalah hasil jerih payah mereka berdua. Ketika akan mewujudkan impian mereka bertamasya ke luar negeri barulah mereka membelinya! Saat itu dia berpikir, “Bagasiku ini bukankah adalah suami dan anak-anakku?”

Tommy sangat emosional kala itu, setelah amarahnya reda, merasa diliputi teka-teki: sang istri yang tadi katanya ingin pergi meninggalkan rumah, mengapa diam saja, tidak terdengar suara berkemas dari karenanya.

Tidak terduga ketika Tom-my muncul di dalam kamar, Cindy menyuruhnya duduk di atas bagasi, dengan sinar mata yang lembut memancarkan keramahan dan cinta kasih, dia berkata pada sang suami, “Kamu adalah bagasiku, kalau memang mau pergi, aku akan membawamu pergi.” Tragedi pergolakan rumah tangga itu yang nyaris ditutup dengan meninggalkan rumah pun berakhir dengan damai.

Satu hasrat dalam hati, satu ketulusan hati, kebaikan budi dari pasangan suami istri yang begitu mendalam dan bermakna, mengikat erat-erat nasib kedua orang, ini merupakan takdir jodoh dari kehidupan sebelum lahir, bagaimana mungkin bisa dicampakkan begitu saja.

(Grup Facebook)

0 KoMenTaR:

QR Code

My Headlines


Dengan meninggalkan komentar, saya sangat berterima kasih sekali karena dapat menjadikan blog ini berkembang.. terima kasih