10 Maret 2010

Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur?

Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur?

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia tidur sudah tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inlah rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda. Hmm..kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena terpaan hidup yang keras. Oang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata-mata karena rasa kasih dan sayangnya itu sering kita salah artika

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu : Ayah, Ibu
, suami , istri, kakak, adik, anak, sahabat, semuanya. Rasakan sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakan energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu. Raskan getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang talah dilakukan orang-orang itu untuk kebagaiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. dan Ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkapkan segalanya. Tanpa kata, tanpa suara dia berkata : ” betapa lelahnya aku hari ini.” dan penyebab lelah itu ? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah suami yang bekerja keras mencari nafkah dan istri yang
bekerja mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.

renungan untuk kita semua…
Resapilah kenangan2 manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah2 mereka… Rasakan betapa kebahagiaan dan keharuan seketika terpancar jika mengingat itu semua… Bayangkan apa yang akan terjadi jika esok hari mereka ” orang2 terkasih itu ” tak membuka matanya, selamanya....

so...teman2...kasihilah mereka dalam kondisi apapun...setidaknya ada kenangan manis yang pernah di lalui bersama... 

sumber : Kumpulan Cerita-cerita motivasi (grup facebook)

2 KoMenTaR:

Sadarlah...sadarlah...sadarlah... mengatakan...

Asslamu'alaikum wr wb,

Mas Ibnu ma'af sebelumnya saya ikut
gabung n nimbrung alias joint, aku
terus terang aja mas gabtek, bolehkah saya diajari.

Wah tulisannya bagus-bagus ya...

Terima kasih,

Salam

Ibnu Qoyyim Al Farizy mengatakan...

Wa'alaikumsalam Wr. Wb..

terima kasih mas atas kunjungan dan pujiannya... gak juga koq mas.. ne saya banyak copy paste dari grup facebook untuk motivasi dan pengalaman dari perjalanan travelling ajah...

wah ngajari gimana nih?

regards,
IQAF

QR Code

My Headlines


Dengan meninggalkan komentar, saya sangat berterima kasih sekali karena dapat menjadikan blog ini berkembang.. terima kasih