28 April 2013

(Surabaya - Jawa Timur) SEPENGGAL CERITA DI SORE RAMADHAN

Hari ini aku senang sekali, bisa pulang bersama-sama ayahku, ibuku dan kedua adikku. Terasa semilir angin sejukkan dahaga kami, menebarkan wangi daun-daun berguguran. Adik-adikku bercanda dengan saling melempar dedaunan, aku tersenyum melihat ibuku memarahi adik-adiku untuk tidak lagi bercanda dan duduk manis selama perjalanan.

Lalu, perhatianku terpecah oleh suara nyaring dari kendaraan-kendaraan yang semakin memadati jalanan.
Lihat ibu, betapa beruntungnya mereka semua. Hanya tinggal duduk dibelakang kemudi dan membiarkan roda-roda kendaraan mereka yang berjalan mengantar mereka sampai dirumah, tetapi kenapa mereka tetap mengeluh terus-menerus membunyukan klakson? seolah orang lain merupakan masalah yang memperlambat waktu untuk sampaii dirumah. Bandingkan Ayah, engkau yang harus menarik gerobak dengan kami sebagai beban menumpang pada kaki-kakimu yang indah dan kuat untuk bisa sampai dirumah.

Tidak!!!! aku tidak berpikir tuhan tidak adil, karena kami hanya berkendaraan sebuah gerobak. Dan aku juga tidak malu. Aku lebih menikmati kebersamaan dari hanya sekedar gerobak. Aku lebih menikmati kebersamaan dari hanya sekedar gerobak. Aku jadi ingat, ayahku dulu pernah berkata tentang rasa malu. " Lebih baik malu daripada malu-maluin. setidaknya ketika kita masih memiliki rasa malu, kita tidak akan berbuat curang sedikitpun karena menyadari Allah memperhatikan kita."

Ayah, ibu boleh tidak aku tertawa? bukan maksud menertawakan mereka. ada keganjilan yang aku rasa tentang semua yang sedang terjadi. mereka dan juga kita punya tujuan yang sama, ingin cepat sampai dirumah untuk segera berbuka dan berkumpul dengan keluarga, tetapi apakah dorongan dan rasa lapar itu membuat mereka memacu kendaraan dengan se enaknya?





QR Code

My Headlines


Dengan meninggalkan komentar, saya sangat berterima kasih sekali karena dapat menjadikan blog ini berkembang.. terima kasih