Pria semasa muda selalu melihat wajah dan tubuh wanita, saat ia memilih istri atau pacar, apakah dia benar–benar mencintai wanita itu atau tidak, itu tidaklah penting, yang terpenting adalah demi gengsi sang pria, itulah alasan yang sebenarnya.
Tapi acap kali pria setelah menginjak usia paro baya, baru menyadari bahwa kecantikan seorang wanita bukanlah terletak di kulit permukaannya, melainkan terletak pada sifatnya yang lembut dan murah hati, bertabiat sabar dan penuh pengertian. Ketika pria sedang resah dan gelisah, apabila sang wanita bisa menunjukkan perhatian menghibur dengan sedikit manja, mengatakan perkataan dengan lemah lembut, maka saat itu juga tidak peduli seberapa sibuk atau seberapa berat beban yang dipikul, si pria akan merasa lega.
Hanya saja wanita sekarang ini hanya memikirkan dirinya sendiri, bersuara lebih besar daripada pria, menghamburkan uang untuk bersolek, pakaian jika bukan bermerk tidak mau dipakai, tidak bisa masak, tidak mengurus anak. Jika pria tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga maka ia akan mengadu kesana kemari sambil menangis dan meratap, sudah sepantasnya seorang suami bersusah payah mencari nafkah Sampai disinilah, pria baru akan menyesali pandangannya yang pendek dan dangkal, karena hanya memilih pasangan hidup hanya dengan melihat kecantikan di wajah dan bukannya melihat kecantikan dalam hatinya.