Kedua orang tua Rian telah lama mengidamkan cucu, sedangkan wanita cantik itu mati–matian menolak untuk melahhirkan, ia berkata bahwa melahirkan akan merusak bentuk tubuhnya, memelihara anak akan menghabiskan waktunya, sampai akhirnya disentuh oleh Rian pun ia tidak mau, dengan alasan tidak suka karena Rian kotor, atau pun mengatakan bahwa Rian punya niat lain yang ingin merusak penampilannya di depan umum. Rian mengatakan semua hal itu masih dapat ditahannya, akan tetapi yang benar-benar membuatnya meledak adalah gara–gara sebotol susu.
Suatu sore mantan istrinya menelepon ke kantornya, dia meminta suaminya mampir ke supermarket saat pulang kantor dan membelikannya sebotol susu berkadar lemak rendah. Mendengar permintaannya, Rian tidak berani tidak menurutinya. Akan tetapi setelah bekerja sehari penuh sungguh melelahkan, jalanan juga macet cukup parah, dengan susah payah Rian akhirnya mendapat tempat parkir di pinggir jalan yang penuh sesak. Begitu masuk ke dalam supermarket ia baru mendapati bahwa susu telah terjual habis, ia terpaksa berjalan kaki ke toko lain membeli susu. Waktu sudah jam 7 malam setelah ia berhasil membeli susu. Akhirnya dengan tubuh lelah lunglai Rian sampai di rumah, setelah menyerahkan susu sapi kepada istrinya, ia segera merebahkan tubuh di sofa.
Tak disangka istrinya berteriak setelah menerima dan melihat susu yang dibeli oleh Rian, dan selanjutnya melempar susu itu ke tubuhnya sambil menunjuk Rian dan mulai dengan caci makinya, Saya suruh kamu beli yang berkadar lemak rendah, mengapa kamu beli yang berlemak tinggi, kamu ini memang sungguh keterlaluan, sekarang juga segera kamu kembali ke supermarket itu dan ganti dengan yang lemak rendah. Kamu tidak hanya telah menunda waktu saya untuk mengkompres wajah, malah salah beli, saya suruh kamu beli susu ini begitu pulang dari kantor, sekarang kamu lihat sendiri, sudah jam berapa ini. Kamu ini punya otak atau tidak?! Begitulah, hanya demi sebotol susu, sang istri telah memakinya habis–habisan tidak kurang dari setengah jam lamanya, Rian yang telah kehilangan akal pikiran, hanya mampu memandang mantan istrinya yang berkacak pinggang dengan wajah menyeramkan dan bibir yang diolesi lipstik merah maron itu melontarkan kata–kata kotor,, gambaran itu terus membesar dan semakin membesar di hadapan Rian …
Tiba–tiba saja Rian berdiri dan segera menepis tangan istrinya yang sedang menuding dirinya, dan berkata dengan lantang, Cukup sudah saya bersabar untuk hidup bersama dirimu, mulai besok saya akan menceraikan kamu! Si wanita cantik yang selama ini selalu berada di atas angin pun segera mengeluarkan jurus mautnya sampai ke talak tiga, mengancam hendak bunuh diri lalu mengadu ke orang tua dari kedua belah pihak sambil meratapi nasibnya yang merasa dipersalahkan. Dia juga mengeluarkan ancaman hendak menghancurkan kedua belah pihak, tapi rupanya niat Rian kukuh bagaikan baja, sama sekali tidak menghiraukan ancamannya. Akhirnya, si wanita cantik itu sadar jika ini diteruskan dia akan sangat kehilangan pamor, ia pun menggunakan kesempatan ini untuk memeras semua harta kekayaan Rian sebagai tunjangan perceraian mereka.
Setelah bercerai Rian memberikan semua hartanya berupa rumah mewah,mobil bermerk, semua diberikan pada mantan istrinya. Meskipun harus menghabiskan semua harta kekayaannya, tapi Rian bilang dia merasakan kelegaan dan kebebasan yang belum pernah dirasakannya selama ini. Dia lebih baik makan di pinggir jalan, naik bis umum, dan sama sekali tidak ingin kembali ke kehidupan yang lalu.
Setelah lewat satu bulan, Rian pergi bersama dengan rekan sejawatnya ke sebuah toko minuman ringan untuk menikmati makanan kecil. Dengan tidak sengaja ia telah menumpahkan gelas minumannya sehingga lantai, meja dan bajunya basah, saat itu Rian teringat ketika ia dulu pernah makan bersama mantan istrinya, ia juga pernah secara tidak sengaja menumpahkan sup. Ia sempat melihat mantan istrinya melotot hingga yang terlihat hanya putih matanya dengan ekspresi wajah mendongkol, seolah–olah bersama Rian adalah suatu hal yang sangat memalukan baginya.
Tepat di saat Rian sedang menerawang akan kejadian di masa lalu itu, seorang pelayan wanita dengan penuh senyuman di wajahnya datang menghampiri dirinya, lalu dengan lembut dan ramah membantu dirinya membersihkan noda, sang pelayan yang sepertinya sangat memaklumi kecanggungan Rian, berkata dengan penuh perhatian, Meja kami ini memang kurang stabil, tamu–tamu di sini sering menumpahkan minuman, harapp anda dapat memakluminya. Mohon jangan disimpan dalam hati! Meskipun pelayan wanita itu berparas biasa, tapi saat itu Rian merasakan bahwa ia sangat cantik, setelah melunasi bon, Rian segera meminta nomor telepon sang pelayan wanita. Pelayan
wanita inilah yang sekarang menjadi istri Rian sekarang.
Suatu hari sebelum pulang kantor, Rian menerima telepon dari sang istri yang memintanya untuk membeli sebotol susu sebelum pulang ke rumah. Rian sungguh lelah, jadi ia memberitahu istrinya agar makan di luar saja, tapi di telepon istrinya mati–matian berrtingkah manja seperti anak kecil dan mengatakan bahwa ia telah memasak sup ayam kental demi untuk menambah gizi badannya. Mendengar perkataan sang istri, seketika itu muncullah kehangatan dalam hati Rian , betapa pun lelahnya, dia tetap rela membelikannya.
Setibanya di rumah, ia disambut istrinya dengan penuh senyuman di wajah, tanpa mempedulikan masalah keterlambatannya akibat kemacetan lalu lintas. Sang istri meraih susu itu dari tangan Rian dan segera masuk ke dapur. Rian dengan penuh rasa ingin tahu menghampiri istrinya, menanyakan apakah ada masalah dengan susu yang dibelinya itu lemak rendah atau lemak tinggi. Tak disangka dengan penuh semangat istrinya mencium pipinya sambil berkata dengan manja, Terima kasih, Suamiku… Asalkan suamiiku yang membelikannya, semua itu tidak ada masalah, aku sudah senang! Demikianlah Rian seumur hidupnya mencintai istrinya yang baik dan lemah lembut serta
dapat bertingkah manja ini!
Sesungguhnya, wanita seperti apa yang disukai oleh pria? Kebanyakan wanita sekarang ini beramai–ramai mengejar kecantikan penampilan luar dan bentuk tubuh yang aduhai agar menjadi pusat perhatian pria, namun mereka lupa bahwa sebenarnya pria menitik beratkan pada hati yang dapat berempati dan memperhatikan orang lain, juga penuh perhatian dan toleran...
End.. terima kasih telah membaca dari ibnublog.blogspot.com
sumber : Cerita Untuk Hati (grub facebook)
0 KoMenTaR:
Posting Komentar