Protege disebut-sebut sebagai sebuah film yang akan menjadi Infernal Affairs kedua.
NICK, seorang detektif andal, tengah melakukan penyamaran ke dalam sindikat perdagangan heroin di Hongkong. Misinya adalah menangkap Banker, pemain kunci sindikat perdagangan heroin. Sudah tujuh tahun ini ia mengikuti Kwan, seorang dealer heroin yang terbesar di seluruh pasaran Hong Kong. Nick pun berhasil mengumpulkan bukti yang kuat untuk menyeret Banker ke hotel prodeo. Sayang, niat Nick belum dapat terwujud lantaran dia diperintahkan untuk meneruskan penyamaran. Rupanya, polisi berniat menangkap dalang sebenarnya yang berada di belakang Banker, sekaligus menghancurkan sindikat perdagangan heroin tersebut. Nyatanya, keterlibatan Nick dalam bisnis heroin semakin mendalam, terlebih kepercayaan Banker kepada dirinya semakin besar. Akibatnya, Nick nyaris tidak bisa membedakan lagi perannya sebagai mata-mata atau pedagang heroin.
Kwan bukan sekedar dealer yang besar saja,
ia menguasai pasaran Hong Kong sampai hampir ke akar-akarnya. Bagi Kwan, Nick bukan sekedar seorang bawahan saja, tetapi sudah menjadi seperti seorang teman - bahkan seorang adik yang sangat ia percaya. Kwan bahkan berencana untuk menyerahkan seluruh kekaisarannya nanti kepada Nick apabila ia pensiun. Kehidupan di dalam dunia obat bius bukanlah satu-satunya hal yang diurus oleh Nick. Nick berkenalan dengan seorang gadis bernama Jane dan anaknya yang tanpa disangka adalah seorang pemakai obat bius. Dari sinilah Nick mendapati kenyataan pahit bahwa heroin yang dijual oleh Kwan menghancurkan kehidupan dari banyak orang. Dari sini tali hubungan semuanya saling mengikat. Di sisi lain Nick juga berhubungan dengan Jane, tetangga dia, perempuan beranak satu. Jane jatuh dalam jeratan narkoba yang juga telah mencelakakan suami dia. Hubungan Jane dan Nick memberi harapan baru bagi perempuan itu. Nahas, kemunculan kembali suami Jane ternyata membawa petaka, Jane tewas overdosis akibat ulah sang suami. Sementara Banker memilih bunuh diri lantaran enggan mendekam dalam penjara.
ia menguasai pasaran Hong Kong sampai hampir ke akar-akarnya. Bagi Kwan, Nick bukan sekedar seorang bawahan saja, tetapi sudah menjadi seperti seorang teman - bahkan seorang adik yang sangat ia percaya. Kwan bahkan berencana untuk menyerahkan seluruh kekaisarannya nanti kepada Nick apabila ia pensiun. Kehidupan di dalam dunia obat bius bukanlah satu-satunya hal yang diurus oleh Nick. Nick berkenalan dengan seorang gadis bernama Jane dan anaknya yang tanpa disangka adalah seorang pemakai obat bius. Dari sinilah Nick mendapati kenyataan pahit bahwa heroin yang dijual oleh Kwan menghancurkan kehidupan dari banyak orang. Dari sini tali hubungan semuanya saling mengikat. Di sisi lain Nick juga berhubungan dengan Jane, tetangga dia, perempuan beranak satu. Jane jatuh dalam jeratan narkoba yang juga telah mencelakakan suami dia. Hubungan Jane dan Nick memberi harapan baru bagi perempuan itu. Nahas, kemunculan kembali suami Jane ternyata membawa petaka, Jane tewas overdosis akibat ulah sang suami. Sementara Banker memilih bunuh diri lantaran enggan mendekam dalam penjara.
Semua karakter dalam film ini memainkan peranan mereka secara luar biasa sehingga tidak ada yang terasa timpang satu sama lainnya. Andy Lau misalnya yang berperan sebagai Kwan sukses menghidupkan karakternya sebagai seorang pebisnis. Kwan adalah sosok yang berbeda dengan drug dealer lain yang biasa kita lihat di film-film Hollywood; karakternya yang tidak biasa mungkin adalah alasan utama bagi kita untuk bisa bersimpati kepada dirinya sepanjang film. Porsi karakter utama yang besar juga berhasil dimainkan oleh Daniel Wu secara sempurna. Melalui matanyalah kita bisa melihat bagaimana jaringan heroin bergerak di Hong Kong. Chemistrynya dengan Andy Lau juga terasa sangat pas dan dibangun sampai titik monumental di akhir film yang mampu menyentuh hati. Penuturan skrip yang cerdas ini membuat kita melihat satu demi satu langkah mendapatkan heroin dari barang baku hingga siap dijual nantinya di pasaran. Loius Koo dan Jingchu Zhang sebagai karakter pembantu juga berhasil menghidupkan peran mereka dengan baik. Louis Koo tampil sedikit mirip dengan comical relief yang bisa melegakan tensi tinggi sepanjang film ini, di lain pihak Jingchu Zhang yang terbilang sebagai pendatang baru mampu bersaing dengan artis-artis senior lainnya (tunggu dia di Rush Hour 3 nanti!). Satu-satunya yang kurang diberi ruang bergerak hanyalah Anita Yuen (walau adegannya menjelang pengakhiran film juga bisa dia mainkan dengan baik!).
1 KoMenTaR:
waw
Posting Komentar