Bahkan banyak kalangan yang menyebut “iPad adalah iPod dengan layar yang lebih besar”, ketiadaan multitasking dan tidak support Flash menjadi alasan cukup bagi konsumen untuk menunda pembelian iPad di awal peluncuran hingga pihak Apple mengeluarkan versi terbaru, yang di prediksi 6 bulan kedepan.
Ya, ini merupakan salah satu yang mengejutkan dari kehadiran iPad. Sebab, para analis sebelumnya telah mewanti-wanti bahwa gadget ini akan dijual di kisaran US$ 1.000.
iPad Rp 4 jutaan ini merupakan untuk versi yang paling rendah, yang memiliki konektivitas Wi-Fi dan solid state memori 16 GB. Sementara untuk versi paling mahal ada pula, dilengkapi konektivitas 3G dan memori 64 GB dibanderol US$ 829.
iPad, yang dirilis Apple pada Rabu (27/1) di San Francisco, segera saja mengundang orang untuk membandingkan dengan produk e-book reader dari Amazon, Kindle.
Bagi orang Indonesia sendiri susah membayangkan e-book reader karena, meskipun dijual di sejumlah negara dunia di luar Amerika Serikat, Indonesia tidak masuk dalam daftar.
Tapi sebagai gambaran, Kindle itu adalah pembaca buku elektronik yang dijual oleh Amazon. Para penerbit Amerika berlomba-lomba membuat versi e-book untuk buku mereka dan dijual lewat Amazon untuk di baca dengan e-book. Begitu membeli buku versi e-book, Kindle akan mengunduh dalam waktu kurang dari satu menit.
Sekilas Kindle tidak berbeda dengan tablet atau iPad yang baru diluncurkan. Orang bakal membaca lewat layar itu, persis seperti orang membaca buku.
Tapi pada dasarnya kedua produk itu sangat berbeda, terutama teknologi layar. iPad, seperti komputer lain, menggunakan layar berbasis LCD. Sedang Kindle menggunakan layar E Ink yang hitam putih.
Kekurangan layar E Ink itu satu, warna yang redup. Kelebihannya, tidak menghabiskan batere seperti LCD. Semisal dipakai dua jam, batere akan digunakan untuk tenaga dua jam layar itu.
Sedang E Ink tidak. Layar itu hanya membutuhkan tenaga jika berganti tampilan di layar seperti pindah halaman. Jika halaman itu sudah terbuka, tidak ada energi yang dipakai. Itu sebabnya, batere Kindle sangat lama dan cocok untuk membaca buku yang tebal-tebal seperti Harry Potter atau Dr. Zhivago misalnya.
Bayangkan saja, iPad sudah membanggakan bisa dipakai 10 jam untuk sekali cas. Tapi Kindle, menurut Amazon bisa dipakai sepekan untuk sekali cas. Untuk urusan baca buku dan bagi para kutu buku, Kindle jelas unggul. Kecil kemungkinan kita bisa menyelesaikan Dr. Zhivago hanya dalam 10 jam.
Tapi iPad tidak hanya untuk membaca buku. Pada dasarnya iPad adalah tablet, laptop dengan layar sentuh. Apapun yang bisa dilakukan laptop, bisa dilakukan oleh iPad. Begitu pula dengan game.
Itu sebabnya, sejumlah pengamat menunggu-nunggu apakah Kindle, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, bisa dihabisi oleh iPad.
Penggemar buku akan tetap memilih Kindle karena batere tahan sangat lama, lebih murah, dan satu lagi: tidak terganggu dengan hal-hal lain seperti email atau twitter atau situs Internet lain saat membaca. Selain itu, diperkirakan Kindle kemudian akan mengembangkan Kindle sehingga memiliki layar warna.
Sebaliknya ada teori lain yang menyatakan Kindle bakal tergerus oleh iPad karena variasi isi iPad. Dengan iPad, orang tidak hanya membaca tapi juga melihat video atau mendengarkan musik. Kindle tidak mampu mengatasi metode berkomunikasi yang canggih itu.
Apa saja kekurangannya?
Berikut sejumlah kelemahan-kelemahan Apple iPad:
- Tanpa Adobe flash
- Tidak dilengkapi kamera
- Tidak bisa multitasking
- Layarnya memiliki ukuran yang mungil, yakni 9,7 inchi
- Tidak menggunakan sistem operasi Mac OS
- Kapasitas penyimpanan yang kurang besar
- Baterai tidak mudah diganti
- Tidak memiliki port HDMI
0 KoMenTaR:
Posting Komentar